Alumni
Yunda Presti Ardilla, S.Kom.I.
- Fresh Graduate STID al-Hadid yang diterima sebagai Mahasiswa S2 Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI) Melalui jalur Beasiswa Kementrian Keuangan Tahun 2017.
Testimoni Lulus Seleksi Beasiswa LPDP Kemenkeu
“Saya mendapatkan topik tentang kasus diaspora, terutama pada kasus Archandra. Saya menyampaikan pendapat saya sebagai tokoh masyarakat/pegiat sosial. Karena di STID sudah dibiasakan berdebat dengan etika dan terpengaruh model penyampaian dosen, sehingga presentasi saya lancar. Saya cenderung akomodatif terhadap perdebatan dan tetap percaya diri meski pada saat seleksi tersebut saya dihadapkan dengan lulusan S1 dari Perancis, Jepang hingga berhadapan dengan finalis Puteri Indonesia dan Puteri Pariwisata.
Untuk essay on the spot saya memperoleh topik tentang sistem pendidikan di Indonesia. Di STID sendiri sering kali mengangkat topik kerusakan sektor pendidikan dan menawarkan konsep pemecahan sistem pendidikan, sehingga terwujud masyarakat yang seimbang. Saya tidak merasa kesulitan untuk menuangkan gagasan-gagasan dalam essay.
Brainstorming adalah bagian dari metode dalam kajian yang diadakan oleh Yayasan Al-Kahfi. Sehingga saya dengan mudah menebak cara interviewer mengajukan pertanyaan serta arah dan alur pertanyaannya. Karena sudah terbiasa mengalaminya di lingkungan STID Al-Hadid, saya tetap percaya diri.
Namun hal yang paling membuat saya mantap dalam menjawab pertanyaan dalam interview adalah karena saya selama di Al Kahfi dan STID Al Hadid sudah dididik untuk kritis, mandiri, kerja keras, organisatoris, religius dan sosial. Sehingga saya merasa lancar menyampaikan berbagai jawaban atas pertanyaan interviewer yang terkesan menyudutkan dan memainkan psikis.”
Testimoni Lulus Seleksi S2 Universitas Gajah Mada (UGM) Yogykarta
“Seleksi UGM menggunakan tes PAPS UGM (Potensi Akademik Pasca Sarjana UGM) terdiri dari tes verbal, logika dan matematika sejumlah +/- 100 soal dalam 1,5 jam. Syarat lolos seleksi UGM adalah memiliki sertifikat PAPS minimal 400 dan TOEFL ITP 400. Pada waktu itu nilai PAPS saya 620 dan TOEFL ITP saya 500. Saya merasa terbantu mengerjakan soal PAPS selain karena berlatih, juga karena di STID dibiasakan kritis dengan logika dan menggunakan bahasa-bahasa ilmiah sehingga saya tidak asing ketika mengerjakan soal PAPS tersebut.“
Testimoni Lulus Seleksi S2 Universitas Indonesia (UI) Depok
“Satu-satunya jalur masuk pascasarjana UI adalah melalui SIMAK. Sama halnya dengan PAPS UGM, SIMAK juga menerapkan TPA sebagai alat seleksi namun dengan tingkat kesukaran lebih tinggi dan waktu lebih cepat. Ditambah tes bahasa Inggris mendadak secara on the spot. Rata-rata pengerjaan soal SIMAK harusnya kurang dari 50 detik. Jika tidak, maka banyak soal yang terlewat. Sekali lagi, pola berpikir kritis, logis dan penggunaan bahasa-bahasa ilmiah dalam diskusi di STID membantu saya dalam pengerjaan tes tersebut. Sehingga saya lolos seleksi SIMAK UI.“
Testimoni Kompetitif Dalam Mengikuti Perkuliahan S2 UI Depok
“Asumsi pola belajar pascasarjana UI adalah riset, tidak berbeda jauh dengan STID. Sehingga pendasaran filosofis teori, metode penelitian ilmiah, dan debat kritis sangat terbuka di kelas. Saya sendiri masuk dalam kelas sains bukan kelas manajemen, sehingga kami dicetak sebagai ilmuwan. Mayoritas mahasiswa di kelas saya adalah penerima beasiswa dari berbagai kementerian dan praktisi di beberapa lembaga, seperti kepolisian, pertahanan, keuangan, pariwisata, praktisi media, dll. Background pendidikan mereka beragam, kebanyakan berasal dari Universitas Indonesia sendiri atau dari universitas negeri lainnya seperti UGM, ITB, IPB, UNDIP, dll. Ada 4-5 dari 30 mahasiswa yang berasal dari swasta seperti Al Azhar, Binus University atau London School Public Relation Jakarta (LSPR), dan STID AL Hadid tentunya.
Suasana kelas sangat kompetitif dan data yang disampaikan banyak sehingga sikap kritis pun diperlukan saat kelas. Pola belajar di STID membuat saya percaya diri belajar diantara teman-teman lainnya dan berdiskusi dengan profesor-profesor saya yang beckground pendidikannya dari Amerika dan Eropa.
Sempat berbicara dengan salah satu dosen pengajar tentang asal S1 saya. Beliau cukup heran, “Bagaimana bisa sekolah tinggi yang baru berdiri 7 tahun, tetapi mampu mengirim mahasiswa S2 ke UI. Padahal sekolah swasta lain yang sudah berdiri lebih dari 30 tahun, tetapi tidak ada yang bisa lanjut ke S2 UI.””
Fiki Arta Bima, S.Sos.
- Mahasiswa Master Management Public Euro Mediterneen, Aix Marseille Universite.
“Salah satu hal yang sangat saya syukuri dalam hidup adalah pengalaman belajar di STID Al Hadid. Saya diajari menjadi pribadi yang peduli akan masyarakat, serta menerapkan sistem pembelajaran ketrampilan proses pada tiap mata kuliahnya. Sehingga ketika saya melanjutkan studi ke Eropa, saya tidak terlalu kaget dengan sistem pembelajarannya yang menekankan kemandirian belajar mahasiswa.”
Maria Falsafani, S.Kom.I.
- Mahasiswa S2 Manajemen Universitas Airlangga (Unair).
“STID Al-Hadid mengajarkan saya banyak hal yang berharga. Mulai dari kurikulum berbasis proses, pengamatan, dosen yang berdedikasi tinggi, hingga atmosfer belajar yang membuat kita memiliki etos kerja keras, daya saing yang tinggi , dan diiringi pembentukan moral yang objektif serta rasional.”